Thursday 17 August 2017

Imajinasi vs Perasaan

Terkadang imajinasi menipu perasaan. 
Terlalu sakit ketika melihat kenyataan berbeda dengan yg dipikirkan. 
Manusia diciptakan dengan imajinasi. 
Namun apabila tidak bisa mengendalikan imajinasi, rasa sakit akan terasa di hati. 
Pikiran tak selaras dengan perasaan. 
Semua bercampur aduk. 
Harapan, tindakan dan kenyataan menjadi tak terkendalikan. 
Semua berjalan tidak beriringan. 

Teriakan yang tak terdengar. 
Air mata mengalir tanpa isakan. 
Sakit yang terasa tidak sebanding dengan harapan. 

Berjaga-jaga dengan kewaspadaan terhadap perasaan yang timbul karena imajinasi yang tidak beriringan dengan kenyataan yang tak pernah dilihat. 
Harapan yang sia-sia dan berakhir dengan kisah drama yang mengerikan. 

Kenangan yang tersisa menyiksa keadaan. 
Kembali lagi mempertanyakan tentang harapan yang timbul dari imajinasi manusia yang hidup dalam kedagingan. 
Harapan tak memiliki dasar hanya akan menyiksa sisa-sisa kehidupan. 

Sulit untuk bangkit. 
Sulit untuk tersenyum. 
Sulit untuk berkata jujur. 
Sulit untuk memulai yang baru. 

Merasa kosong dan akan selalu kosong. 
Gelap membutakan mata. 
Seperti ada selubung lembut namun tak mudah dilepas. 

Drama yang tak berujung sampai titik dimana engkau sepenuhnya menyerah kepada Sang Pemberi Kasih. 

Kasih yang melegakan dan memuaskan dahaga (yang selama ini membuatmu frustrasi)
Belajar untuk menjadi lebih kuat dan tetap tinggal di dalam kasih. 
Sampai garis akhir harus tetap bertahan. 
Sekalipun harus merasakan kesakitan yang tak terkatakan. 
Engkau tidak sendiri.
Semua sedang bertanding.
Di arena kehidupannya masing-masing.

Ketika selesai pertandingan engkau akan melihat pertandingan sengit. Dimana engkau dibentuk menjadi lebih kuat dan semakin kuat. Melewati batas pemikiran dan perasaan. Pertandingan yang membuat engkau belajar untuk bertahan, menyerang dan tidak untuk menyerah. Perjuangan yang tidak kembali menjadi sia-sia oleh karena engkau sekarang berada di garis akhir. 

Bila engkau belum di garis akhir, tetap bertahan dan menyerang. Selesaikan semuanya hingga akhirnya. 

Di garis akhir. 
Disanalah engkau beristirahat :)
(Elisabeth Ayu)